Sebagai seorang wirausaha, seringkali mereka hanya membuat diri sendiri bertambah kaya dan kesejahteraan pribadi menjadi lebih meningkat.

Namun bukanlah itu tujuan sebenarnya dari sebuah usaha karena kekayaan yang diperoleh hanyalah sebuah bonus. Sifat dan karakteristik dari pengusaha pun berbeda-beda dan terdapat bentuk kewirausahaan sosial.

Sebelum melangkah menjadi seorang wirausaha, akan lebih baik bila Anda mengenal social entrepreneurship yang memiliki pengertian yaitu mengindentifikasi ataupun melihat berbagai macam masalah yang diperoleh dalam berbisnis sebagai peluang guna membentuk jenis usaha yang baru dan bermanfaat bagi adanya pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi usaha.

Dikarenakan sifatnya adalah sosial, maka tujuan utama dari bisnis ini bukanlah untuk mencari keuntungan maksimal dan sebesar-besarnya.

Selain itu tujuannya juga bukan untuk memperoleh kepuasan pelanggan namun lebih mengarah kepada hasil dari gagasan yang dibuat oleh perusahaan apakah bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Bisa diibaratkan masyarakat seperti orang yang menabung untuk jangka panjang dikarenakan usaha yang dibuat membutuhkan waktu serta proses yang cukup panjang jika ingin melihat hasilnya.

Tentu saja jenis wirausaha sosial ini menjadi sebuah fenomena yang menarik sekaligus berbeda dari pengusaha konvensional yang hanya memfokuskan diri untuk memperoleh keuntungan maksimal dan juga memuaskan pelanggan agar bisnis yang dijalankannya lebih baik dan bisa bertahan lama di tengah-tengah persaingan usaha yang sama.

Dalam praktek dasarnya, untuk membangun sebuah kewirausahaan sosial ini diperlukan berbagai ilmu pengetahuan guna mengembangkan usahanya sekaligus memantau praktek usaha di lapangan.

Mengenal Social Entrepreneurs yang Bermanfaat Bagi Masyarakat

Berbagai macam ide tersebut nantinya akan dikembangkan menjadi sebuah bisnis yang bermanfaat bagi banyak orang yang membutuhkannya.

Banyak sekali pembelajaran mengenai social entrepreneurship sekaligus dengan karakteristiknya yang dimiliki oleh para pengusaha itu sendiri.

Hal tersebut dapat dilihat melalui penelitian yang dilakukan dalam social entrepreneurship dan dibagi menjadi beberapa social group berdasarkan karakteristiknya masing-masing.

Banyak ahli yang menuturkan bermacam-macam pendapat mereka mengenai wirausaha sosial seperti Austin Stevenson dan Wei Skillern yang mengatakan jika pengusaha sosial dan konvensional itu berbeda baik dari metode, peluang dan situasinya.

Tujuan utamanya adalah untuk melayani banyak kebutuhan masyarakat namun usahawan tradisional memiliki tujuan untuk meraih pasar yang semakin lebih besar sekaligus mendapatkan keuntungan sengan proses bertaraf minimal demi kepentingan masyarakat.

Sedikit berbeda dengan Austin dan Wei, Paul C Light melihat definisi yang berbeda dari pengusaha sosial yaitu menganggap jika pengusaha sosial itu merupakan individu, organisasi, kelompok, jaringan maupun aliansi.

Mereka mempunyai upaya secara berkelanjutan untuk memberikan ide-ide yang cukup bervariasi demi mengatasi masalah yang juga berbeda namun ada kaitannya dengan hal sosial juga.

Disini peran pemimpin atau pemilik usaha dipertaruhkan dan memegang kendali dengan cepat sekaligus sadar akan yang namanya kewajiban dalam menyelesikan masalah.

Dibutuhkan penglihatan yang jeli demi melihat sesuatu yang positif namun keterampilan saja masih belum cukup bagi seseorang agar disebut sebagai pengusaha sosial. Diperlukan berbagai macam hal bagi pengusaha sosial untuk mengembangkan bisnisnya.

Diperlukan inovasi, toleransi, kesempatan sosial, pengakuan, maupun persimpangan virtuousness demi usaha sosial yang berkelanjutan.

Meski sebenarnya konsep dari wirasauaha sosial ini telah berjalan lama dan bukan ide baru namun masih banyak yang belum mengetahuinya dikarenakan memang sangat jarang sekali ditemukan usaha yang masih menggunakan konsep ini dan bukan hanya keuntungan usaha semata.

Kiblat dari perkembangan usaha kini adalah menggunakan sistem kapitalis yang didorong dengan adanya lembaga keuangan yang lebih cenderung sangat eksploitatif pada manusia dan juga lingkungan karena lebih fokus pada penggandaan modal atau kapital.

Hal ini pun berpengaruh pada pendidikan dimana para generasi penerus ikut didoktrin untuk terus meningkatkan keuntungan apabila akan menjalankan sebuah usaha.

Oleh sebab itu, baik disadari maupun tidak, pendidikan saat ini menghasilkan generasi penerus yang mendukung secara penuh sistem ekonomi quo sehingga sosial ataupun kebijaksanaan dari sejarah masa lalu pun tak pernah ada.

Setelah Anda  mengenal social entrepreneurship, maka hanya diri Anda sajalah yang dapat memutuskan ingin memilih atau bergerak dalam bisnis konvensional ataukah sosial yang jauh lebih bermanfaat bagi masyarakat sehingga Anda pun akan merasakan kepuasan diri dari bisnis yang telah Anda jalankan.
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: