Islam Agamaku Surga tujuanku
Assalamu'alaikum wr. wb. salam sejahtera buat kita semua. Kisah Penyejuk Hati (Part 3)-Kali ini akhirnya Blog Netfori dapat merealisasikan penulisan artikel tentang berbagai kisah yang inspiratif sekaligus bernuansa islami. Disaring, dikutip dan disunting seperlunya dari buku yang berjudul:

Cahaya Abadi Muhammad Saw. Kebanggan Umat Manusia
Oleh: Muhammad Fethullah Gulen.

Kisah ini benar-benar nyata, bukan fiksi maupun karangan mitos. Ada 3 kisah yang saya ambil dari buku tersebut. Semoga dapat diambil manfaatnya. Berikut kisah yang pertama


 1. Contoh Pemimpin Terbaik


     Ketika Al-Quds (Yerusalem)  ̶yang saat ini masih berduka di bawah cengkraman penjajah Israel dan menjadi noda yang mencoreng wajah umat Islam- dulu berhasil ditaklukakan oleh pasukan Islam, ternyata para pendeta yang berada di kota suci itu tidak bersedia menyerahkan kunci kota kepada panglima pasukan muslim yang telah memenangi pertempuran. Para pendeta itu berkata, “Kami tidak menemukan seorang pun diantara kalian yang layak menerima kunci kota ini…”

     Singkat cerita, setelah berita tentang sikap para pendeta itu sampai ke telinga Umar r.a., sang Amirul Mukminin langsung berangkat menuju Al-Quds dengan mengendarai seekor unta yang dipinjamnya dari Baitul Mal. Di sepanjang perjalanan menuju Al-Quds, Umar r.a. bahkan rela bergantian mengendarai unta pinjaman itu dengan pelayannya.

     Secara kebetulan, ketika unta yang dikendarai Umar hampir sampai di gerbang Al-Quds, tibalah giliran si pelayan untuk mengendarai unta itu. Umar turun dan mempersilahkan pelayannya untuk naik ke punggung unta sementara dia menuntun sambil berjalan. Si pelayan pun menilak karena merasa tak bisa membiarkan sang Amirul Mukminin memasuki Al-Quds sambil berjalan menuntun unta yang dikendarai oleh sang pelayan.

Silahkan anda bayangkan betapa dramatisnya peristiwa itu…

     Dalam sekejap mendadak seisi Yerussalem riuh rendah oleh orang-orang yang tak percaya  dengan apa yang mereka lihat: seorang pemimpin tertinggi kekhalifahan Islam berjalam memasuki kota sambil menuntun unta yang dikendarai oleh pelayannya sendiri. Dan, ketika hal itu dilihat oleh para pendeta pemegang kunci kota, mereka pun berujar, “Ya. Memang seperti inilah sifat orang yang akan menerima kunci kota ini seperti yang telah disebutkan oleh kitab suci kami.” Mereka langsung menyerahkan kunci kota Al-Quds kepada Umar bin Khaththab r.a.

     Umar bin Khathathab r.a. dapat menjadi contoh mengagumkan diantara sekian banyak 'manusia biasa' yang telah berhasil menjadikan Rasulullah sebagai pembimbing dan teladan dalam semua sendi dan aspek kehidupan. Dan, kemudian menghiasi hidup mereka dengan contoh yang telah diberikan Rasulullah. Bahkan umar tidak mengubah sedikitpun gaya hidupnya setelah ia berhasil menundukkan Bizantium dan bangsa-bangsa lain.



 2. Sebelum Makan, Renungilah Ini!

Rasulullah bersabda berkenaan dengan tindakan preventif (preventive medicine)
“Tidak ada wadah yang diisi penuh oleh anak Adam yang lebih buruk dibandingkan perut. Cukuplah bagi anak Adam makanan yang dapat menegakkan tulang sulbinya. Jika tidak bisa begitu, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk nafas (udara).” (Al-Bukhari, Al-Wudhu,73; Muslim, Ath-Thaharah, 46, 47)
Terdapat masih banyak hadis lain yang mempertegas hadis di atas. Salah satunya berbunyi, 
“Yang paling kutakutkan dari umatku adalah perut gemuk, banyak tidur, malas, dan lemah keyakinan.” (Al-Hindi, Kans Al-‘Ummal 3/460)
Denga kata lain dapat kita katakana bahwa siapa pun yang banyak makan, pasti akan banyak tidur; dan siapa pun yang banyak tidur, pasti akan menjadi orang yang lemah keyakinannya.

     Jadi, dari sisi mana pun Anda melihat, pasti Anda akan mengetahui bahwa masalah ini telah membuat Rasulullah risau kepada umat beliau. Sampai di sini, saya serahkan pembahasan selanjutnya kepada para ilmuwan di bidang medis untuk melakukan penelitian. Tapi saya yakin, setelah anda membaca atau mendengar penjelasan mereka, Anda pasti  akan dapat melihat seberapa besar kebenaran yang disampaikan Rasulullah Saw. bearab-abad lampau. Anda pasti akan melihat bahwa sabda beliau sama sekali tidak menyimpang dari kebenaran. 



3. Pertama Anugerah, Kedua Laksana Air Bah




     Selain bersabar dalam menghadapi musibah dan ketika melaksanakan ibadah, setiap kita juga harus bersabar dalam menjauhi kemaksiatan. Seperti yang telah dijelaskan, dalam bersabar melawan kemaksiatan, kita akan merasakan hantaman paling kuat untuk melakukan kemaksiatan hanya pada “hantaman pertama”, sebab setelah itu, godaan yang mengusik hati kita untuk melakukan kemaksiatan akan melemah.



     Rasulullah pernah berkata kepada Ali bin Abi Thalib r.a., 

“Wahai Ali, janganlah kau iringi pandangan (pertama) dengan pandangan (kedua). Karena pandangan pertama adalah anugerah untukmu, sedangkan yang kedua bukan untukmu.” (Abu Daud, An-Nikah, 43; At-Tirmidzi, Al-Adab, 28; Ad-Darami, Ar-Riqaq, 3; Imam Ahmad, Al-Musnad,5/353,357)

     Penglihatan manusia memang seringkali secara tidak sengaja terpeleset kepada sesuatu yang diharamkan. Jika orang yang mengalami hal seperti itu langsung memalingkan pandangannya, maka apa yang terjadi padanya bukanlah sebuah dosa tapi dianggap sebagai anugerah. Akan tetapi, jika orang tersebut mengulangi pandangannya apalagi secara terus-menerus, maka pandangannya akan berubah menjadi anak panah beracun milik syaitan yang melesat ke dalam hatinya untuk kemudian menodai pikiran dan melemahkan ketaatannya. Semua pandangan yang terlarang adalah jalan menuju dosa dan kemaksiatan. Semua pandangan terlarang pasti menggoda manusia untuk mengulangi dan melanjutkannya. Ketika godaan itu diperturutkan, maka manusia pun tenggelam dalam lautan dosa yang akan membuatnya sulit menyelamatkan diri.

     Sebelum terlanjur terperosok ke dalam dosa, hendaklah manusia bersabar menghadapi “hantaman pertama” dari godaan yang dihadapinya. Jika Anda mengalami hal seperti ini, segeralah tutup mata Anda. Itulah nasehat yang disampaikan Rasulullah kepada kita.


Penutup


Wahai tuas harapan!

     Kalian akan menunjukkan kebenaran Islam di pentas dunia. Kalian adalah rangkaian cahaya yang menyemburat dari Cahaya Agung lalu memancar  ke seluruh dunia yang telah tenggelam dalam kegelapan. Kalian akan menumbuhkan kembali pohon keimanan yang rimbun dan menaungi agad raya laksana pohon Thuba (nama pohon di Sidratul Muntaha) yang dedaunan dan bunga-bunganya menaungi surga.
  
     Di masa keemasan itu, semua kata yang terlontar dalam setiap pertemuan internasional menjadi perintah bagi kita. Dengan izin Allah, kalian semua akan mampu mengembalikan masa-masa gemilang dan membebaskan manusia dari masa kegelapan yang sedang kita rasakan ini. Inilah yang diharapkan semua orang dari kalian. Kalianlah tumpuan harapan orang-orang yang hidup terhampar di tanah dan setiap jasad yang terkubur di dalamnya. Bahkan inilah yang diharapkan Rasulullah Saw. dari kalian, sebab jiwa beliau terus berkelana ke tempat-tempat di mana kalian berada, melihat apa yang kalian lakukan, dan terseyum bersama kalian, meski kalian tidak mampu melihat ataupun merasakan kehadiran beliau.

     Kalian pasti bisa meneybarkan ketentraman dan ketenangan ke sekitar kalian jika kalian mampu tetap menjadi pribadi-pribadi yang amanah dan tidakmelenceng dari sikap istiqomah. Ya. Jika kalian bisa mewujudkan semua itu, niscaya hati semua orang akan terbuka untuk kalian. Kemudian sosok kalian akan bersemayam di dalam hati mereka sebagaimana dulu yang dialami oleh leluhur kalian. Tapi jangan pernah kalian lupa bahwa syarat untuk mencapai segala keluhuran itu selalu berkaitan langsung dengan keteguhan kalian dalam menjaga amanat yang kalian pikul.

     Jadi, jika kita semua ingin menjadi umat yang diperhitungkan di tataran global serta mampu memainkan peran penting dalam mewujudkan keseimbangan antarbangsa  ̶yang saat ini sudah semakin mendesak-, maka kita semua harus mampu menjadi contoh kebenara, keadilan, sikap istiqomah, dan ketentraman.
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: