INTERPRETASI 
A. Interpretasi 
a. Definisi 
Freeman Tilden : Suatu kegiatan pendidikan yang ditujukan untuk mengungkapkan arti dan hubungan melalui penggunaan obyek asli, dengan pengalaman pertama, dan dengan media yang bersifat ilustratif, bukan hanya sekedar mengkomunikasikan informasi faktual”. 
Harold Wallin : Membantu pengunjung merasakan hal yang dirasakan oleh interpreter – kepekaan terhadap keindahan, kompleksitas, keragaman dan saling keterkaitan dalam lingkungan; rasa kagum; hasrat untuk mengetahui. Interpretasi harus membantu pengunjung mengembangkan perasaan bahwa lingkungan adalah rumah mereka. Interpretasi harus membantu pengunjung mengembangkan persepsi”.  Sharpe (1982) : Suatu mata rantai komunikasi antara pengunjung dan sumberdaya yang ada 
Direktorat Taman Nasional dan Hutan Wisata (1988) : Suatu kegiatan bina cinta alam yang khusus ditujukan kepada pengunjung kawasan konservasi alam dan merupakan kombinasi dari enam hal, yaitu pelayanan informasi, pelayanan pemanduan, pendidikan, hiburan dan inspirasi serta promosi. 

Kesimpulannya : Suatu seni dalam menjelaskan keadaan lingkungan (flora, fauna, proses geologis,proses biotik dan abiotik yang terjadi) oleh pengelola kawasan kepada pegunjung yang datang ke lingkungan tersebut sehingga dapat memberikan inovasi dan menggugah pemikiran untuk mengetahui, menyadari, mendidik dan bila memungkinkan menarik minat pengunjung untuk ikut menjaga lingkungan tersebut ataupun mempelajarinya lebih lanjut. 

Kegiatan interpretasi diselenggarakan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pengunjung dan dengan cara mempertemukan pengunjung dengan obyek-obyek interpretasi, sehingga pengunjung dapat memperoleh pengalaman langsung melalui pancaindranya seperti penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman ataupun perabaan. 

b. Tujuan 
  1. Membimbing pengunjung dalam mengembangkan kesadaran, apresiasi dan pemahaman yang lebih tajam mengenai area yang dikunjunginya. 
  2. Mencapai tujuan manajemen. 
  • interpretasi dapat mendorong penggunaan sumberdaya rekreasi secara bijaksana oleh pengunjung, membantu memperkuat gagasan bahwa kawasan rekreasi tersebut merupakan tempat khusus yang menuntut perilaku khusus; 
  • interpretasi dapat digunakan untuk meminimalkan dampak manusia terhadap sumberdaya dengan beragam cara. 
  • Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai tujuan dan sasaran suatu lembaga. 
c. Manfaat Interpretasi 
Setelah mendapatkan pengalaman interpretasi yang baik diharapkan pengunjung menjadi lebih mengenal kawasan wisata tersebut sehingga lebih memahami dan menikmati kunjungannya, merasakan kebanggaan akan kawasan tersebut dan akan membantu melindungi sumberdaya kawasan tersebut. Pengunjung juga akan lebih memperhatikan tindakannya dan tindakan orang lain serta akan memiliki penghargaan yang lebih tinggi terhadap lingkungan hidup dan kerja mereka sehari-hari, dan akan lebih bersedia melakukan sesuatu bagi lingkungannya. 

d. Prinsip Interpretasi 
6 prinsip interpretasi: 
  1. Suatu interpretasi yang tidak ada kaitannya antara yang diperagakan dengan apa yang diuraikan akan merupakan suatu hal yang sia-sia 
  2. Informasi atau penerangan bukanlah interpretasi. Interpretasi adalah suatu ungkapan berdasarkan informasi-informasi. Dalam interpretasi dimasukkan unsur-unsur informasi 
  3. Interpretasi adalah suatu seni yang menggabungkan bermacam-macam seni, baik bersifat ilmiah, sejarah atau arsitektur, suatu seni yang pada suatu tingkatan tertentu dapat dianjurkan kepada orang lain 
  4. Cara menyampaikan Interpretasi bukan dengan perintah tetapi pancingan atau persuasi (dorongan) 
  5. Interpretasi bermaksud menunjukkan sesuatu secara keseluruhan dan tidak hanya untuk golongan tertentu 
  6. Interpretasi bagi anak-anak bukan penyederhanaan bagi orang dewasa. 
B. Program Interpretasi 
Definisi program interpretasi adalah suatu pola pelaksanaan interpretasi yang disusun menurut waktu yang tertentu dan skenario cerita yang tertentu pula atau suatu alat penghubung antara apa yang seharusnya didapatkan oleh pengunjung suatu lingkungan alam dengan apa yang seharusnya ditampilkan. Program interpretasi berfungsi untuk menghubungkan sumberdaya alam atau budaya dengan pengunjung dengan menggunakan berbagai macam variasi media. 

Tujuan dari pembuatan program interpretasi adalah menjelaskan pengertian dan apresiasi terhadap suatu lingkungan dengan nilai-nilai historis dan alamnya yang penting. 

Suatu perencanaan program interpretasi sebaiknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 
  • Dapat dipergunakan 
  • Efisien 
  • Dapat mengungkap keindahan 
  • Fleksibel (lentur) dan selektif 
  • Meminimalkan kerusakan/kerugian pada komunitas alam dan kebudayaan 
  • Penggunaan sumberdaya alam yang optimum 
  • Partisipasi publik 
Dalam penyusunan program interpretasi ada beberapa tahapan yang harus dilaksanakan : 
  1. Menentukan tema dan tujuan pembuatan program 
  2. Inventarisasi sumberdaya yang terdapat dalam lokasi 
  3. Analisa data 
  4. Sintesa 
  5. Uji coba 

Evaluasi 
Contoh program interpretasi menurut jenis kegiatan. 
NO PROGRAM INTERPRETASI 
MATERI YANG DISAJIKAN 
1. Berkemah 
  • Pengenalan peraturan dan tata tertib 
  • Cara-cara survival di hutan 
  • Pengenalan konsepsi konservasi alam 
  • Pengenalan potensi flora, fauna dan budaya 
2. Pengenalan dan pengamatan tumbuhan dan satwa 
  • Penyebaran jenis tumbuhan dan satwa khas 
  • Pengenalan habitat 
  • Pengenalan tingkah laku satwa 
  • Identifikasi klasifikasi jenis 
3. Lintas alam, pendakian 
  • Pengenalan obyek interpretasi 
  • Pengenalan rute yang ditempuh 
  • Pengaturan waktu yang tepat 
4. Snorkeling dan/atau diving 
  • Pengenalan peraturan dan teknik penyelaman 
  • Pengenalan prinsip-pinsip konservasi, khususnya konservasi bahari 
  •  Pengenalan jenis satwa dan tumbuhan perairan laut 
  • Pengaturan waktu yang tepat 
Dalam suatu perencanaan program interpretasi untuk jalur pemanduan atau jalur interpretasi, beberapa hal yang harus ditentukan : 
a. Lokasi Interpretasi 
Penentuan lokasi interpretasi berkaitan dengan potensi obyek interpretasi, topografi, keselamatan dan kenyamanan pengunjung. Selain itu juga memperhatikan perencanaan kawasan ybs (misal manajemen plan/yang lain). 
b. Jalur Interpretasi 
Ada beberapa pengertian mengenai jalur interpretasi, diantaranya yaitu : 
  • Jalur khusus yang digunakan untuk memasuki kawasan dengan lingkungan yang sangat menarik untuk mengetahui kondisi kawasan. 
  • Suatu rute yang dibuat untuk menjarakkan pengunjung ke tempat-tempat obyek interpretasi (geologis, biologis, sejarah dan budaya) dan dijelaskan kepada pengunjung baik oleh pemandu atau dengan tanda-tanda interpretasi 
  • Jalur khusus yang didalamnya terdapat obyek-obyek yang menarik, bisa berupa jalur mobil, jalur sepeda, berjalan kaki dsb. 
Tujuan membangun jalur interpretasi : 
  • Menjamin perlindungan dan pelestarian obyek rekreasi/interpretasi 
  • Pengawasan dan pelayanan yang lebih baik terhadap pengunjung 
  • Mengembangkan metode interpretasi alam, baik secara langsung maupun melalui papan-papan interpretasi 
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan pembuatan jalur : 
  1. Tema yang akan disampaikan 
  2. Waktu yang tersedia 
  3. Pengetahuan dari fasilitator 
  4. Sarana yang tersedia 
  5. Tingkat pengetahuan sasaran/pengunjung 
Kriteria jalur interpretasi yang baik adalah : 
  1. Diarahkan pada obyek yang spektakuler seperti air terjun, gua, aliran sungai, pohon keramat dan sebagainya 
  2. Jalur tidak licin, tidak curam, tidak tergenang dan tidak berlumpur 
  3. Jalur dilengkapi dengan rambu-rambu (papan interpretasi) dan penunjuk arah yang jelas 
  4. Jalur tidak lurus dan jarak antara jalur satu dengan lainnya tidak terlalu jauh 
  5. Jalur tidak melalui komunitas tumbuhan yang rapuh dan habitat satwa liar yang mudah terganggu 
  6. Panjang jalur yang baik ditentukan oleh waktu berjalan kaki. Waktu berjalan disarankan tidak melebihi 45 menit berjalan kaki, atau sekitar 800 meter, dengan lebar 0.5-2 meter Hal tersebut tergantung pada kondisi lapangan, jarak sebenarnya dilapangan dan kondisi sasaran (orang yang akan berjalan di jalur tersebut). 
  7. Jalur bisa dirancang untuk berbagai sarana transportasi tetapi umumnya untuk pejalan kaki. 
  8. Alurnya disesuaikan dengan obyek dan memperhatikan faktor kejenuhan pengunjung (bisa lurus, agak berkelok-kelok atau gabungan keduanya), dan disesuaikan dengan karakteristik pengunjung (umur, pendidikan dll). 
Contoh-contoh bentuk jalur interpretasi : 
c. Materi Interpretasi 
Segala sesuatu yang digunakan untuk menyusun suatu program interpretasi, meliputi: 
  1.  Maksud, tujuan dan fungsi pengelolaan kawasan 
  2. Obyek-obyek interpretasi yang ada di kawasan tersebut 
  3. Peraturan bagi pengunjung 
d. Obyek Interpretasi 
Segala sesuatu di dalam suatu kawasan yang digunakan sebagai obyek (bahan utama) dalam menyelenggarakan interpretasi. 
Obyek interpretasi dapat dibagi 2, yaitu: 
  1. Obyek interpretasi sumberdaya alam, yaitu flora, fauna, tipe-tipe ekosistem yang khas, tanah dan geologi, kawah gunung, gua, air terjun, danau, pemandangan alam, habitat satwa, sungai, pantai, laut dan kehidupan bawah laut, dll. 
  2. Obyek interpretasi budaya atau sejarah, berupa situs-situs dan benda peninggalan purbakala, situs-situs sejarah, pemukiman dan kehidupan penduduk asli, baik yang ada di dalam kawasan maupun di sekitar kawasan, sejarah kawasan dan legenda atau mitos-mitos yang hidup pada masyarakat setempat. 
e. Skenario Cerita 
Garis-garis besar cerita yang menjadi tuntunan dalam pelaksanaan interpretasi. Didalamnya dijelaskan mengenai alur perjalanan kegiatan termasuk deskripsi singkat mengenai obyek-obyek interpretasi yang akan dijelaskan. 
f. Media Interpretasi 
Adalah suatu bahan atau alat untuk berkomunikasi dengan pengunjung dalam rangka penyelenggaraan interpretasi 
g. Sarana dan Prasarana 
Shelter/Tempat Beristirahat 
Tempat Sampah 

Sign dan Label (Papan Informasi dan Pal-Pal Interpretasi 
1. TANDA MASUK/ENTRANCE SIGNS 
  • Tanda masuk ditempatkan pada lokasi yang menarik perhatian pengunjung 
  • Tanda masuk harus dibuat dengan ukuran yang besar dan menarik 
2. TANDA ARAH/DIRECTIONAL SIGNS 
  • Diletakkan pada tempat yang tinggi 
  • Berukuran besar 
  • Dekat dengan arah yang ditunjukkan 
  • Dapat dibaca dari 2 arah/2 side 
3. PETA LOKASI/AREA MAP 
  • Jika anda baru mengunjungi suatu tempat, peta lokasi merupakan informasi terpenting. 
  • Peta lokasi diletakkan dekat pintu masuk jalur 
  • Peta lokasi ditempatkan pada tempat sedemikian rupa sehingga terhindar dari hujan, dan cukup rendah sehingga pengunjung dapat membacanya 
  • Jika tidak ada dinding untuk menempel, peta lokasi dapat dilengkapi dengan peneduh/shelter 
4. PAPAN INTERPRETASI/INTERPRETATIVE SIGNS 
  • Tanda interpretasi berbeda dengan tanda arah; dimana tanda interpretasi berisi pesan-pesan yang lebih lengkap. 
  • Hal yang perlu diperhatikan: 
  1.  Sebagian besar orang tidak suka membaca tulisan yang panjang 
  2. Semenarik apapun pesan yang disampaikan, jika ditampilkan secara monoton, maka tidak ada orang yang tertarik untuk membacanya. 
  • Desain visual merupakan aspek yang penting dalam tanda interpretasi: 
  1. Gunakan ukuran huruf yang berbeda 
  2. Buat lebar tepi/margin 
  3. Bagilah informasi kedalam beberapa paragraf 
  4. Gunakan simbol atau gambar 
  5. Gunakan kalimat yang memancing rasa ingin tahu 
Contoh: 
Pertanyaan : Bagaimana cara termudah dalam membedakan monyet (monkey) dengan kera (ape)? 
Jawaban : Kera tidak pernah punya ekor. 

5. TANDA PADA METAL (SIGNS ON METAL) 
  • Tanda yang dicetak diatas metal (timah, aluminium, stainless steel) merupakan teknik interpretasi yang mahal tapi mengagumkan 
  • Tulisan dan foto dapat dicetak di atas metal, dan tentunya akan tahan lama dibandingkan dengan tanda pada papan kayu 
  • Tanda pada metal cocok untuk tulisan yang panjang pada tanda/plat yang kecil 
  • Contoh: Tanda interpretasi di Kebun Raya Bogor. 
C. Etika Pemanduan 
a. Teknik Interpretasi 
1. Teknik secara langsung (attended service), yaitu kegiatan interpretasi yang melibatkan langsung antara pemandu (penginterpretasi) dan pengunjung dengan obyek interpretasi yang ada sehingga pengunjung dapat secara langsung melihat, mendengar atau bila mungkin mencium, meraba dan merasakan obyek-obyek intrepretasi yang dipergunakan dan biasanya dengan tahap-tahap pelaksanaan sebagai berikut: 
  • Iformasi; pengunjung akan mendapatkan informasi tentang obyek yang akan dikunjungi. 
  • Rencana kegiatan pelaksanaan program akan dijelaskan pada suatu sentra pengunjung, jadi pengunjung sudah lebih dulu mengetahui program interpretasi yang dipilih dan garis besar rencana perjalanannya. 
  • Penyampaian uraian-uraian; dilakukan oleh interpreter pada saat melaksanakan program interpretasinya. 
Dengan adanya kontak antara pengunjung dengan penginterpretasi maka ada suatu komunikasi langsung, dan disini peran seorang penginterpretasi sangat besar untuk dapat mengungkapkan secara menarik semua potensi dalam suatu kawasan. Seorang penginterpretasi yang baik harus dapat membuat suasana yang santai sehingga pengunjung akan dapat bebas bertanya ataupun dapat mengutarakan keluhan-keluhannya. 

Interpretasi secara langsung dapat berupa: 
1) Tamasya keliling atau berjalan-jalan dengan pemandu wisata. 
Pengunjung dalam kelompok-kelompok atau perorangan yang bergabung membentuk suatu rombongan berjalan-jalan atau dengan kendaraan mendatangi obyek-obyek interpretasi dengan dipandu oleh penginterpretasi dan mengikuti salah satu program penginterpretasi yang sudah disusun. 

2) Percakapan atau diskusi di lokasi dengan/tanpa demonstrasi. 
Cara ini biasanya dilakukan pada tempat-tempat khusus, misalnya tempat-tempat yang memiliki keunikan flora dan fauna tertentu. Flora biasanya dapat ditunjukkan secara langsung, sedangkan untuk fauna dapat ditunjukkan di tempat-tempat yang menjadi tempat bermain, mencari makan, tidur, dan sebagainya. 

2. Teknik secara tidak langsung (unattended service), yaitu kegiatan interpretasi yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu dalam memperkenalkan obyek interpretasi. Interpretasi disajikan dalam suatu program slide, video, film, rangkaian gambar-gambar dan sebagainya. Program ini biasanya diselenggarakan terutama untuk kawasan yangsangat luas, tidak semua potensi alam mudah dinikmati atau didatangi, daerahnya rawan, satwa liar masih banyak dan sebagainya, sehingga pengunjung walaupun tidak dapat mengunjungi semua lokasi tetapi dapat mengetahui dan menikmati kekayaan alam yang ada di lokasi tersebut. Program interpretasi secara tidak langsung ini juga harus dibuat menarik dan betul-betul dapat mewakili potensi alam yang ada di tempat tersebut. 

Kedua teknik diatas sebenarnya tidak dapat dipisahkan begitu saja karena biasanya pengunjung yang datang ke suatu kawasan yang mempunyai potensi besar dan luas ingin melihat dulu secara keseluruhan potensi alam yang ada ditempat-tempat tersebut, baru setelah itu melihat salah satu atau beberapa program interpretasi yang ditawarkan. 

Dalam suatu kegiatan pemanduan/interpretasi secara langsung diperlukan seorang fasilitator yang berperan sebagai penghubung antara pengunjung dengan sumberdaya atau obyek interpretasi yang biasa disebut Interpreter. Seorang interpreter yang baik adalah seorang interpreter yang dapat membuat orang lain tertarik oleh sesuatu hal baru yang ia jelaskan dengan kata-kata yang dapat menarik perasaan mereka sebelum memasuki kawasan yang sebenarnya. 

Interpreter yang baik mempunyai syarat 5 P: 
  • Peka (sensitivity) 
  • Peduli (awareness) 
  • Pengertian 
  • Penuh apresiasi 
  • Penuh keakraban 
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang interpreter antara lain : 
  1. Antusiasme yang tinggi 
  2. Memiliki rasa humor 
  3. Pandai berbicara 
  4.  Percaya diri 
  5.  Ramah 
  6. Tenang 
  7. Dapat dipercaya 
  8. Berpenampilan dan bersikap menyenangkan 
Ada lima hal yang harus dilakukan apabila kita menjadi seorang interpreter : 

1. Datang lebih awal 
Seorang interpreter harus tiba lebih awal, paling tidak lima belas menit sebelumnya, untuk meyakinkan bahwa kondisi lokasi atau jalur, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan tepat seperti apa yang diinginkan atau dijanjikan. Selain itu juga, agar interpreter dapat bertemu dengan seluruh peserta dan sempat untuk sedikit ngobrol dan bertanya mengenai kondisi setiap peserta. Perhatian harus diberikan kepada seluruh peserta, jangan memusatkan perhatian hanya pada sekelompok orang atau seseorang saja. 

2. Memulai kegiatan tepat pada waktunya 
Jika telah tiba pada waktunya, mulailah kegiatan perjalanannya. Jangan menunggu peserta yang terlambat, karena hal tersebut akan menimbulkan ketidaknyamanan pada peserta lain yang tiba tepat pada waktunya, kecuali jika diminta oleh pesertanya. Jika peserta tersebut pada awalnya sudah merasa tidak nyaman maka selanjutnya perhatian mereka akan berkurang pada apa yang akan dijelaskan. Untuk memulainya, perkenalkan diri kembali kepada seluruh peserta dan memberikan ucapan selamat datang. 

3. Terlebih dahulu menjelaskan apa saja yang nantinya akan dilakukan 
Kemudian mulailah untuk menjelaskan tema dan gambaran kegiatan yang akan dilakukan sepanjang perjalanan tersebut. Peserta diberi gambaran apa saja yang akan mereka lakukan sepanjang perjalanan, apa saja yang akan mereka alami, apa saja yang bisa mereka dapat dari perjalanan tersebut, serta berapa lama perjalanan atau kegiatan tersebut akan berlangsung. 

4. Melaksanakan kegiatan 
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan perjalanan antara lain : 

Inventarisasi Wilayah 
Seorang interpreter harus mengetahui kekayaan obyek-obyek (sumberdaya) yang terdapat di wilayahnya, paling tidak di jalurnya. 

Menentukan Tema 
Setelah tahu dan familiar dengan keadaan jalur atau wilayahnya, seorang interpreter harus menentukan tema yang akan disampaikan (disesuaikan dengan obyek yang ada/menarik dan sasaran yang dituju) sehingga dalam penjelasannya tidak akan meloncat-loncat. 

Mengumpulkan data dan informasi mengenai obyek yang akan disampaikan 
Dalam kegiatan interpretasi, bukan hanya informasi mengenai obyek tersebut yang perlu dijelaskan tetapi juga hubungannya baik dengan obyek lainnya maupun dengan manusia sehingga seorang interpreter harus mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan obyek tersebut. Pengetahun yang diperlukan tidak hanya di bidang tumbuhan atau hewan, tetapi juga geologi, antropolgi, dll. 

Merinci perjalanan 
Agar perjalanan menjadi lebih terarah maka akan lebih baik jika telah disusun jadwal perjalanannya, dan materi apa saja yang akan dijelaskan pada waktu-waktu yang telah trjadwal tersebut. Tetapi jadwal tersebut tidak kaku, bisa berubah sesuai dengan keadaan. 

Waktu istirahat 
Menentukan berapa lama waktu istirahat yang diperlukan. Hal ini disesuaikan dengan kondisi peserta, jumlah peserta dan kondisi lapangan. 

5. Mengakhiri kegiatan 
Pada akhir perjalanan, berikan kesimpulan dari apa saja yang telah mereka lewati, kemudian ucapkan selamat tinggal. 

Beberapa hal yang harus diperhatikan selama melakukan perjalanan : 
  • Tetap berada di depan (memimpin) 
  • Jika berbicara, harus menghadap ke arah peserta 
  • Berikan pandangan yang lebih jelas pada obyek yang diterangkan 
  • Berbicara dengan cukup keras 
  • Tahu kapan harus diam/berhenti 
  • Gunakan waktu-waktu dimana peserta bisa menyentuh obyek yang dijelaskan 
  • Gunakan seluruh panca indra 
  • Mengatur kecepatan langkah 
  • Tetap bersama, hitung kelengkapan jumlah peserta 
  • Keadaan darurat 
  •  Anak-anak 
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: